Total Tayangan Halaman

Minggu, 07 November 2010

Banjir Di Kota Bandar Lampung


Studi Penyebab Banjir Di Kota Bandar Lampung
Oleh :
Bangkit Samosir, Deni Setiawan, Rama Kapitan dan Ridwan M. Abduh

Abstrak
Bayangkanlah bila ada suatu daerah yang berada di ketinggian 100 mdpl mengalami kebanjiran, seharusnya hal ini tak mungkin terjadi akan tetapi hal tersebut terjadi di Kota Bandar Lampung. Kota Bandar Lampung yang berada di ketinggian ± 110 mdpl ternyata selalu tergenang air dan di beberapa tempat sering terendam banjir.
Tidak heran jika kita melihat pemandangan Bandar Lampung yang becek, tergenang air dan banjir di mana-mana jika turun hujan, walaupun hujan yang turun tidak lebat. Jika turun hujan, kita akan menemukan banyak sampah berserakan di jalan-jalan dan lumpur di daerah pemukiman, bahkan kita pasti mencium bau tak sedap jika melintasi genangan-genangan air tersebut.

Penyebab banjir di Bandar Lampung cukup kompleks, yaitu curah hujan yang cukup tinggi, buruknya sistem drainase kota, berkurangnya luas bantaran sungai, kebiasaan buruk masyarakat membuang sampah sembarangan, dan berkurangnya daerah terbuka hijau. Dapat dikatakan bahwa Bandar Lampung terendam banjir lebih disebabkan karena faktor manusia.

Selain memang lebih kepada kebiasaan masyarakat yang buruk akan pentingnya pemeliharaan lingkungan tentu saja kebijakan Pemkot (pemerintah kota) menjadi salah satu bagian penyebab masalah tersebut. Buktinya, banyak izin yang diberikan untuk pengembangan kawasan komersil yang menghancurkan kawasan terbuka hijau, pembangunan sistem drainase kota yang asal-asalan, pemberian IMB (Izin Mendirikan Bangunan) bagi pemukiman di bantaran sungai, buruknya manajemen pengelolaan sampah, dan tidak dipatuhinya rencana tata ruang wilayah yang telah disusun. Hasilnya, pembangunan kota Bandar Lampung berjalan sporadis dan bersifat menghancurkan lingkungan hidup.

Pada 18 Desember 2008 lalu, sebenarnya Pemkot Bandar Lampung telah mendapat pelajaran berharga (tetapi bencana bagi masyarakatnya) dengan bencana banjir bandang yang merusak hampir 1/3 kawasan kota dengan kerugian material hingga ratusan milyar rupiah. Namun, ternyata pelajaran berharga itu tidak membuat Pemkot Bandar Lampung peduli dan sensitif terhadap banjir. Hingga kini, proses tanggap darurat pasca banjir bandang tidak dijalankan, perbaikan infrastruktur yang rusak tidak dilaksanakan dan Pemkot Bandar Lampung tidak mengalokasikan dana tanggap bencana dalam APBD walaupun sudah mengetahui bahwa 34 kelurahan di Bandar Lampung termasuk daerah rawan banjir.
Dengan demikian, semua pihak memang memiliki keterkaitan dalam memberikan pengaruh terhadap pemeliharaan lingkungan khususnya dalam masalah banjir. Untuk itu dibutuhkan kerja sama yang baik antara masyarakat dan pemerintah kota dalam menjaga keseimbangan lingkungan.
Kata kunci: banjir, curah hujan, sampah, masyarakat, pemerintah kota.











A.    Definisi Banjir
Banjir adalah peristiwa terbenamnya daratan oleh air. Peristiwa banjir timbul jika air menggenangi daratan yang biasanya kering. Banjir pada umumnya disebabkan oleh air sungai yang meluap ke lingkungan sekitarnya sebagai akibat curah hujan yang tinggi. Kekuatan banjir mampu merusak rumah dan menyapu fondasinya. Air banjir juga membawa lumpur berbau yang dapat menutup segalanya setelah air surut. Banjir adalah hal yang rutin. Setiap tahun pasti dating. Banjir, sebenarnya merupakan fenomena kejadian alam "biasa" yang sering terjadi dan dihadapi hampir di seluruh negara-negara di dunia, termasuk Indonesia. Banjir sudah temasuk dalam urutan bencana besar, karena meminta korban besar.
B.     Ciri-Ciri Banjir
Bencana banjir memiliki ciri-ciri dan akibat sebagai berikut.
1.      Banjir biasanya terjadi saat hujan deras yang turun terus menerus sepanjang hari.
2.      Air menggenangi tempat-tempat tertentu dengan ketinggian tertentu.
3.      Banjir dapat mengakibatkan hanyutnya rumah-rumah, tanaman, hewan, dan manusia.
4.      Banjir mengikis permukaan tanah sehingga terjadi endapan tanah di tempat-tempat yang rendah.
5.      Banjir dapat mendangkalkan sungai, kolam, atau danau.
6.      Sesudah banjir, lingkungan menjadi kotor oleh endapan tanah dan sampah.
7.      Banjir dapat menyebabkan korban jiwa, luka berat, luka ringan, atau hilangnya orang.
8.      Banjir dapat menyebabkan kerugian yang besar baik secara moril maupun materiil.
C.     Jenis-jenis Banjir
Berdasarkan sumber air yang menjadi penampung di bumi, jenis banjir dibedakan menjadi tiga, yaitu banjir sungai, banjir danau, dan banjir laut pasang.
1.      Banjir Sungai
Terjadi karena air sungai meluap.
2.      Banjir Danau
Terjadi karena air danau meluap atau bendungannya jebol.
3.      Banjir Laut pasang
Terjadi antara lain akibat adanya badai dan gempa bumi.
D.    Penyebab Terjadinya Banjir

Secara umum, penyebab terjadinya banjir adalah sebagai berikut.
1.      Penebangan hutan secara liar tanpa disertai reboisasi,
2.      Pendangkalan sungai,
3.      Pembuangan sampah yang sembarangan, baik ke aliran sungai mapupun gotong royong,
4.      Pembuatan saluran air yang tidak memenuhi syarat,
5.      Pembuatan tanggul yang kurang baik,
6.      Air laut, sungai, atau danau yang meluap dan menggenangi daratan.

E.     Dampak Dari Banjir

 

Banjir dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup berupa.
1.      Rusaknya areal pemukiman penduduk,
2.      Sulitnya mendapatkan air bersih, dan
3.      Rusaknya sarana dan prasarana penduduk.
4.      Rusaknya areal pertanian
5.      Timbulnya penyakit-penyakit
6.      Menghambat transportasi darat


F.         Analisis Banjir Bandar Lampung

 

Dari pengamatan yang telah dilakukan mengenai banjir yang terjadi di Bandar Lampung, maka akar permasalahan banjir tersebut ditengarai bersumber pada:
1.            Buruknya sistem drainase;
2.            Tersumbatnya sungai-sungai dan saluran-saluran pembuangan;
3.            Terlalu kecil dan terus menyusutnya daerah resapan air;
4.            Rusaknya fungsi hidrologis das yang mengaliri bandar lampung;
5.            Tidak diimplementasikannya tata ruang wilayah bandar lampung secara benar dan konsisten;
6.            Penurunan permukaan tanah dan peningkatan paras laut akibat pemanasan global;
7.            Rendahnya etos kerja birokrasi pemerintahan;
8.            Budaya mayoritas pengusaha yang hanya mengejar keuntungan, tanpa peduli dengan kepentingan sosial, lingkungan, dan bangsanya (rent-seeking behaviour);
9.            Sebagian besar masyarakat belum taat hukum, tidak disiplin, kurang peduli sosial dan lingkungan; dan
10.        Langkanya pemimpin yang ikhlas, cerdas, tegas, dan dapat diteladani.


G.          Solusi Banjir Bandar Lampung

 

Penanganan masalah banjir Bandar Lampung secara tuntas hanya dapat terwujud melalui program pengendalian secara terpadu berbasis DAS dari hulu sampai hilir. Mengatasi banjir di daerah hilir (Teluk) tanpa membenahi daerah hulu (Sukadanaham/kemiling) akan sia-sia belaka. Buruknya kondisi penggunaan lahan di daerah hulu yang tecermin dari minimnya kawasan lindung dan ruang terbuka hijau serta semakin sempit dan tersumbatnya Sungai di Bandar Lampung, mengakibatkan limpahan air banjir dari hulu akan selalu lebih besar ketimbang daya tampung badan sungai.
Selain upaya diatas,salah satu cara yang harus dilaksanakan adalah dengan mengupayakan air hujan yang berlimpah sebanyak mungkin diresapkan kembali (disimpan) ke dalam tanah untuk memperbesar cadangan air tanah, yang sangat dibutuhkan saat kemarau. Untuk itu, kita harus memperbaiki dan memperluas daerah resapan air berupa taman, hutan kota, serta wujud ruang terbuka hijau lainnya.
Danau-danau dan situ (embung) baru juga perlu dibangun, guna mengumpulkan aliran limpasan yang terjadi secara tidak terkendali dan menyebar ke daerah yang lbih rendah. Menertibkan kembali tata guna lahan yang sudah tidak sesuai dengan rencana tata guna lahan. Hal tersebut bisa dilakukan dengan menertibkan pembangunan perumahan, mal-mal, perkantoran, dan lainnya secara tak terkendali. Kini, saatnya pemerintah mewajibkan pembangunan satu sumur resapan untuk setiap rumah.
Ke depan,seluruh warga Bandar Lampung tidak boleh lagi mendirikan bangunan di sepanjang sempadan sungai, serta tidak lagi membuang sampah sembarangan. Menata ulang sistem drainase sesuai dengan kondisi saat ini serta dinamika kependudukan, pembangunan, dan alam di masa mendatang.
Semua solusi teknis di atas memerlukan sikap kepedulian dan semangat berbagi (care and share) antarsesama warga, pemimpin, aparat pemerintah, DPR,pengusaha,dan komponen bangsa lain.Sikap peduli dan semangat berbagi semacam ini hanya mungkin tumbuh dan berkembang dalam jiwa seorang yang memiliki keyakinan bahwa kehidupan dunia ini hanya sementara, sedangkan kehidupan yang abadi (sebenarnya) adalah akhirat. Dengan begitu kesadran akan pentingnya menjaga lingkungan akan timbul secara sendirinya.
H.    Pengelolaan Banjir
Semakin luasnya wilayah yang terlanda banjir belakangan ini memberikan indikasi meningkatnya intensitas, frekuensi, dan durasi banjir di berbagai wilayah di Bandar Lampung. Curah hujan yang cenderung terjadi dengan intensitas tinggi dan durasi yang relatif singkat sangat memungkinkan terjadinya banjir secara tiba-tiba di samping dampak lain seperti longsor yang sangat berisiko. Perubahan penggunaan lahan di DAS merupakan penyebab utama menurunnya fungsi DAS terhadap volume besar air akibat curah hujan dengan intensitas tinggi. Pengelolaan (bukan saja pengendalian) banjir menjadi sangat strategis untuk dikedepankan.
Hampir sebagian besar upaya menghadapi banjir tertumpu pada saat terjadinya banjir. Lantas penyiapan penyelamatan dan evakuasi korban banjir menjadi agenda penting dan utama. Tenda, perahu karet, pompa air, mi, selimut, dan beraneka logistik dipersiapkan untuk korban banjir. Ini terulang setiap tahun saat musim hujan mencapai puncaknya bahkan dengan logistik yang lebih besar lagi karena meningkatnya jumlah korban. Upaya ini memang diperlukan, tapi apakah ini satu-satunya yang harus dipersiapkan?
Tindakan yang harus diprioritaskan adalah mengurangi atau menghindari peluang banjir. Pengelolaan DAS yang tertuang dalam konsep yang “jitu” belum (tidak) diimplementasikan secara konsisten dengan komitmen yang sungguh-sungguh. DAS sebagai fungsi penyangga (resapan) makin hari makin menghadapi kerusakan. Alih fungsi lahan di daerah penyangga sebagai dampak terhadap tuntutan “kebutuhan” untuk mengusahakan lahan dan memperoleh penghasilan, makin luasnya lahan kritis, dan makin luasnya penyebaran DAS kritis sebagai dampak dari meningkatnya tuntutan tersebut. Serta, berbagai modus alasan ekonomi yang lebih terkedepankan dan alasan ekologi yang termarginalkan. Banjir pun “mustahil” dielakkan. Bagaimana mengelolanya?
Perlu pemahaman yang terstruktur dari berbagai pihak bahwa untuk mewujudkan untuk penanggulangan banjir perlu waktu dan biaya. Degradasi wilayah hulu DAS boleh dibilang singkat, tetapi waktu untuk rehabilitasi wilayah tersebut membutuhkan waktu yang sangat lama, bahkan harus dibumbui biaya yang besar.
Upaya pemerintah mengajak masyarakat menanam pohon merupakan tindakan nyata yang sudah diwujudkan. Semakin banyak tegakan pohon makin meningkat retensi DAS terhadap air hujan. Akar-akar pohon yang kita tanam akan meresap air sehingga air aliran limpasan permukaan permukaan dapat dikurangi bahkan dihilangkan.






1 komentar:

  1. Borgata Hotel Casino & Spa Jobs, Employment | JTHub
    Casino & Spa salaries, benefits, and hourly 부천 출장마사지 pay 삼척 출장마사지 based upon job title. Borgata Hotel Casino & 통영 출장샵 Spa is 대구광역 출장샵 in 논산 출장마사지 Atlantic City and offers 2000 slots, 14 table games,

    BalasHapus